Desy Dapat Curhat Jalan Tani Rusak hingga Minimnya Pesantren saat Reses di Tapin

RESES : Desy Oktavia Sari, melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Banua Halat Kanan dan Desa Keramat di Kabupaten Tapin - (foto:dprdkalsel)


TOPRILIS.COM,KALSEL – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Desy Oktavia Sari, menyerap berbagai keluhan warga saat reses hari kedua di Desa Banua Halat Kanan dan Desa Keramat, Kabupaten Tapin, Senin (12/5/2025). Dalam kunjungan yang menjadi bagian dari reses masa sidang II DPRD Kalsel ini, Desy menampung langsung aspirasi masyarakat terkait jalan tani, pupuk, hingga akses pendidikan.

Warga antusias menyampaikan kebutuhan mereka, terutama soal infrastruktur pertanian. Mereka meminta perbaikan jalan usaha tani serta pengadaan alat pertanian modern agar distribusi hasil tani lebih lancar dan efisien.

“Kalau pupuk datang terlambat atau tidak merata, petani yang paling merugi. Alat modern seperti traktor juga akan sangat membantu mempercepat pekerjaan,” ujar seorang tokoh masyarakat dalam dialog terbuka.

Tak hanya sektor pertanian, warga juga menyoroti minimnya akses pendidikan agama. Mereka berharap pemerintah membangun pesantren di desa agar anak-anak bisa memperoleh pendidikan agama sejak dini. Di tengah perubahan zaman, warga menilai penguatan nilai-nilai keagamaan sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda.

Di sisi lain, meski sudah terdapat perguruan tinggi di Tapin, warga menilai pilihan jurusan dan fasilitas masih terbatas. Mereka meminta perhatian khusus terhadap peningkatan pendidikan kejuruan di tingkat SMK.

“Kalau pelatihannya bisa ditingkatkan, anak-anak kami bisa punya keterampilan langsung pakai untuk kerja,” kata warga lainnya.

Desy merespons dengan tegas, menyatakan bahwa semua aspirasi akan ia perjuangkan hingga ke ranah kebijakan. Ia menegaskan bahwa reses bukan sekadar formalitas, tetapi ruang penting untuk menangkap suara masyarakat secara langsung.

“Saya datang bukan hanya untuk mendengar, tapi untuk memperjuangkan agar kebutuhan masyarakat benar-benar jadi prioritas pembangunan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya dialog terbuka dan kehadiran nyata wakil rakyat di tengah masyarakat sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan yang berpihak.

Aspirasi warga Tapin jadi pengingat bahwa pembangunan harus dimulai dari hal paling mendasar—akses yang memadai terhadap pertanian, pendidikan, dan fasilitas pendukung kesejahteraan rakyat.(rls)

Lebih baru Lebih lama