Viral Berita Begal di jalan Lingkar Muara Pitap, Ternyata Penganiayaan Akibat Cemburu Buta

ILUSTRASI: Insiden penganiayaan di jalan Lingkar Muara Pitap menuju Tugu Maritam, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan bukan pembegalan namun disinyalir karena motif kecemburuan dari pelaku - Foto Net.

TOPRILIS.COM, KALSEL - Insiden penganiayaan yang menimpa seorang lelaki berinsial TA di jalan Lingkar Muara Pitap menuju Tugu Maritam, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan dipastikan bukan karena pembegalan.

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Balangan, penganiyaan tersebut disinyalir karena motif kecemburuan dari pelaku.

Penganiyaan yang terjadi pada Minggu (13/4/2025) lalu, menyeret seorang mahasiswa berinisial MK (22) yang akhirnya dinyatakan sebagai tersangka.

Butuh beberapa hari penyelidikan dan pemeriksaan hingga akhirnya Satreskrim Polres Balangan berhasil menangkap MK yang ini harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Kapolres Balangan, AKBP Yulianor Abdi melalui Kasi Humas Polres Balangan, Ipda Eko Budi Mulyono menegaskan, penganiyaan yang dialami oleh TA dipastikan bukan pembegelan, melainkan penganiyaan berencana oleh pelaku.

"Pelaku diketahui memiliki motif cemburu dan tidak terima korban berpacaran dengan mantan pacarnya," terang Iptu Eko, Minggu (20/4/2025).

Pelaku merupakan warga Desa Sungsum, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan. Ia menyerang TA saat melintas di Jalan Lingkar Paringin Selatan.

Serangan tersebut menggunakan senjata tajam berupa parang dan mengenai bagian pinggang belakang TA. Akibatnya, TA mengalami luka tebasan dan langsung dilarikan ke rumah sakit Balangan, hingga dirujuk ke RS Damahuri Barabai.

Jelas Iptu Eko, sempat ada upaya mediasi yang dilakukan oleh pelaku dan korban. Namun masih belum diketahui hasil dari mediasi tersebut.

Sementara, saat ini MK sudah mendekam di sel tahanan Polres Balangan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia dikenakan Pasal 351 tentang penganiyaan.(Humas Polres Balangan/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama