ARR-Cell

54 Orang Tewas 63 Lainnya Dilaporkan Hilang Akibat Longsor di Lokasi Tambang Emas Filipina

LONGSOR: Terjadi longsor di desa pertambangan emas di Filipina - Foto Net.

TOPRILIS.COM, FILIPINA - Korban tewas akibat tanah longsor yang melanda desa pertambangan emas di Filipina selatan meningkat menjadi 54 orang dan 63 lainnya hilang, kata pihak berwenang.

Tanah longsor melanda desa di dekat pegunungan Masara, provinsi Davao de Oro, Filipina pada Selasa malam setelah hujan lebat selama berminggu-minggu.

Pemerintah provinsi Davao de Oro mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa 54 jenazah telah ditemukan.

Setidaknya 32 warga selamat karena luka-luka, namun 63 orang masih hilang, katanya.

Di antara mereka yang hilang adalah para penambang emas yang sedang menunggu di dua bus untuk diantar pulang ketika tanah longsor melanda dan menguburkan mereka.

Edward Macapili, seorang pejabat dari Davao de Oro, mengatakan lebih dari 300 orang terlibat dalam penyelamatan, namun operasi terhambat oleh hujan lebat, lumpur tebal dan ancaman tanah longsor lebih lanjut.

Upaya penyelamatan dilanjutkan pada Minggu (11/2) pagi, kata Macapili. Ketika ditanya apakah masih ada korban yang selamat, dia mengatakan hal itu “tidak mungkin”, namun pencarian akan terus berlanjut.


“Tim penyelamat melakukan yang terbaik, meskipun itu sangat sulit,” katanya.


Sebelumnya, seorang gadis berusia tiga tahun berhasil ditarik hidup-hidup dari bawah reruntuhan pada hari Jumat, yang digambarkan oleh tim penyelamat sebagai “keajaiban”.

Lebih dari 1.100 keluarga telah dipindahkan ke pusat evakuasi demi keselamatan mereka, kata pejabat tanggap bencana.

Hujan telah mengguyur sebagian wilayah selatan selama berminggu-minggu, memicu puluhan tanah longsor dan banjir yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke tempat penampungan darurat.

Gempa bumi juga merusak rumah dan bangunan di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir, kata para pejabat.

Tanah longsor merupakan bencana yang sering terjadi di sebagian besar negara kepulauan ini karena wilayah pegunungan, curah hujan yang tinggi, dan deforestasi yang meluas akibat pertambangan, pertanian tebang-bakar, dan pembalakan liar.(liputan6.com/elh)



















Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama