ARR-Cell

Agar Harga Gula Stabil Selama Momen Ramadan, Pertamina Diminta Prioritaskan Suplai BBM Untuk Pengusaha Sembako

WAWANCARA: Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel H Aftahuddin - Foto Dok Arief


TOPRILIS.COM, KALSEL- Lancarnya distribusi sembako sangatlah menentukan kompetitifnya harga sembako untuk masyarakat di momen Ramadan.

Untuk itulah agar hal tersebut bisa diwujudkan, Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel H Aftahuddin berharap Pertamina bisa memprioritaskan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk pengusaha sembako selama momen Ramadan.

“Ini penting, karena kalau kami masih cukup sulit mendapatkan BBM bersubsidi di momen Ramadan, maka tentunya distribusinya bisa terganggu. Ujungnya kalau barang terlambat datang hingga menyebabkan kurangnya stok, bisa membuat harga sembako yang dijual ke masyarakat menjadi meningkat,” ungkapnya, Rabu (15/3/2023) lalu.


Diakuinya hingga hari ini sebagai pengusaha sembako dirinya belum mendapatkan prioritas untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Akibatnya ia mengaku sering kali armadanya harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan BBM bersubsidi di SPBU.

“Kalau lebih lama mendapatkan BBMnya, otomatis sembako yang ada di gudang pun jadi terlambat kita kirim ke pedagang. Untungnya stok di mereka masih banyak, tapi kalau stok di mereka kosong saat permintaan tinggi di momen Ramadan nanti, tentu hal ini akan jadi masalah,” tambahnya.

Karena itulah dirinya dalam kesempatan ini kembali meminta agar pihak Pertamina bersama instansi terkait, untuk dapat memberikan kemudahan bagi pengusaha sembako dalam mendapatkan BBM bersubsidi, khususnya selama momen Ramadan.

“Karena di momen itu rata-rata permintaan sembako naik hingga mencapai 10-20 persen, khususnya untuk jenis gula,” timpalnya lagi.

Saat ini harga gula sendiri ditingkat distributor sudah mencapai Rp12.500/Kg untuk partai dan Rp13.000/Kg untuk eceran. Harga ini diklaimnya sudah lumayan tinggi dipasaran.

“Karena itulah ini harus dijaga agar harganya tidak naik lagi, salah satunya melalui lancarnya distribusi gula dari distributor ke pedagang,” tegasnya.

Sebelumnya, Area Manager Communications, Relations, dan CSR Pertamina Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra mengatakan, pada momen bulan Ramadan hingga akhir lebaran tahun ini, Pertamina telah memproyeksikan untuk menambah jumlah pasokan BBM untuk seluruh SPBU di wilayah Pulau Kalimantan.

Rencananya, Pertamina Regional Kalimantan akan menambah pasokan jenis Gasoline yakni BBM jenis Pertamax, Pertalite, dan Pertamax Turbo sebesar 7 persen dari pasokan normal. 

"Untuk antisipasi ketersediaan pasokan BBM saat bulan ramadan dan Idul fitri nanti, Pertamina Regional Kalimantan telah memproyeksikan adanya penambahan untuk gasoline sekitar 7 persen. Gasoline itu di antaranya seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo," bebernya saat ditemui usai melakukan pertemuan dengan Polda Kaltim, Sabtu (4/3/2023) lalu.

Menurutnya, selain penambahan pasokan Gasoline, Pertamina Regional Kalimantan juga akan menambah pasokan Gasoil, seperti Solar, Dexlite, dan PertaminaDex sebesar 1,5 persen. Selain itu untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pasokan gas LPG, Pertamina Regional Kalimantan juga akan menambah pasokan tabung gas LPG sebesar 4 persen dari pasokan normal.

"Untuk Gasoil, seperti Solar, Dexlite, dan PertaminaDex kami proyeksikan untuk menambah pasokan sekitar 1,5 persen. Sedangkan untuk LPG kami akan tambah pasokan sebesar 4 persen," tuturnya.

Dirinya pun menegaskan dengan ditambahnya jumlah pasokan ini, pihak Pertamina pun memastikan bahwa pasokan BBM dan LPG untuk masyarakat di Pulau Kalimantan selama bulan ramadan dan Idul Fitri masih aman. 

"Saya yakin dengan adanya proyeksi penambahan jumlah pasokan ini maka bisa saya pastikan tidak akan ada kelangkaan BBM saat bulan ramadan hingga idul fitri nanti,” ujarnya yakin.

Dilain pihak, Dewan Pertimbangan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Kalsel Ady Chairudin menilai, sudah saatnya Pemerintah melakukan penambahan kuota BBM dan LPG bersubsidi di Provinsi Kalsel pada tahun 2023 ini.

Baginya kuota BBM dan LPG bersubsidi sudah seharusnya ditambah, jika melihat pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang ada di Provinsi Kalsel saat ini. Belum lagi pertumbuhan jumlah SPBU yang ikut bertambah dan kini jumlahnya di Provinsi Kalsel sudah mencapai 135 buah.

“Kita minta dihitung ulang dan ditambah kuotanya, karena kalau dipaksanakan seperti ini terus nanti tidak imbang lagi antara stok dengan kebutuhan. Akibatnya kelangkaan BBM dan LPG bersubsidi bisa terjadi lagi nantinya,” tukasnya.(ar/gun)

Lebih baru Lebih lama