MOVE SMKN 1 Paringin, Program Praktik Kejuruan Melalui Layanan Kepada Masyarakat

MOVE SMKN 1 PARINGIN: MOVE (Melayani Komunitas Via Edukasi/Community Service-based Vocational Education) merupakan program praktik kejuruan yang dilaksanakan melalui layanan kepada masyarakat - Foto Dok SMKN 1 Paringin.


TOPRILIS.COM, KALSEL - MOVE (Melayani Komunitas Via Edukasi/Community Service-based Vocational Education) merupakan program praktik kejuruan yang dilaksanakan melalui layanan kepada masyarakat.

Program ini bertujuan memberi siswa pengalaman nyata di lapangan, sehingga mereka dapat menerapkan dan memperkuat keterampilan kejuruan, mengembangkan sikap kerja yang profesional, serta menumbuhkan kepedulian sosial terhadap kebutuhan komunitas/masyarakat.


Melalui kegiatan layanan ini, siswa juga terlatih mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menangani masalah teknis, berkomunikasi efektif dengan masyarakat, berkolaborasi dalam tim, dan berkreasi menghadirkan solusi layanan yang aman dan berkualitas MOVE diinisiasi oleh Light Community 21 (LC21) – SMKN 1 Paringin.

LC21 merupakan komunitas alumni listrik smaktupar dan pihak lain untuk pendidikan vokasi yang bermakna. Tahun 2025 menjadi momentum penting karena MOVE tidak hanya berfokus pada empat SMK di Kalimantan Selatan, tetapi juga memperluas dampaknya hingga ke Kediri, Jawa Timur.

Melalui skema pendampingan blended yaitu secara offline dan online, LC21 berbagi model pembelajaran dan layanan kepada tiga SMK di Kediri, yaitu SMK Pawyatan Daha 1 Kediri, SMKN 1 Kras, dan SMK IT Al-Mubarok (sebelumnya SMK Dharma Bakti Husada).

Ketiga sekolah ini mulai diperkenalkan dengan program MOVE sejak Agustus 2025, dan kemudian melaksanakan kegiatan selama September - November 2025.

* SMK Pawyatan Daha 1 Kediri menjalankan Layanan Laundry Gratis bagi masyarakat kurang mampu serta fasilitas publik seperti mushola dan sekolah.

* SMKN 1 Kras menerapkan Layanan Service AC Gratis untuk instansi dan tempat umum.

* SMK IT Al-Mubarok menghadirkan Layanan Pijat Terapis Gratis bagi masyarakat sekitar.

Tahapan pendampingan dari LC21 dimulai dari perencanaan langsung di sekolah, pembuatan rencana aksi dan jobsheet, hingga penyusunan desain pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan, pendampingan dilakukan secara daring, dengan penekanan pada ketepatan prosedur praktikum, pencatatan pelanggan, serta dokumentasi kegiatan.

Selanjutnya, pada 10–12 November 2025, tim LC21 melakukan monitoring dan evaluasi lapangan dengan mengunjungi seluruh sekolah implementor MOVE. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi bersama antara siswa, guru pendamping, kepala sekolah, dan masyarakat penerima manfaat.

Kegiatan MOVE 2025 ditutup melalui kegiatan presentasi tim terbaik tiap sekolah, termasuk tim MOVE dari SMKN 1 Paringin, kemudian evaluasi akhir, penetapan komitmen keberlanjutan program, hingga apresiasi dan foto bersama.

Tak ketinggalan, pada sesi dialog, Bapak Herry Junaidi, perwakilan Sintelnas97, menyampaikan apresiasi secara daring, mengenai motivasi serta dorongan kepada setiap sekolah agar semangat berbagi dan pelayanan kepada masyarakat ini terus berlanjut.

“Kegiatan MOVE ini adalah kegiatan yang sangat besar manfaatnya, baik bagi siswa/siswi SMK, dan juga masyarakat sekitar. Komitmen bersama, baik dari Dinas Pendidikan, pihak sekolah, dan juga masyarakat diperlukan agar kegiatan dapat berlangsung secara kontinyu dan memberikan keberlanjutan manfaat. Semoga kegiatan ini nantinya dapat terus diperluas cakupannya. Sukses buat MOVE !," tuturnya.

Pelaksanaan MOVE Kediri 2025 berjalan baik dengan capaian total 58 proyek dan pelibatan 116 siswa. Layanan Laundry Gratis mencakup 12 proyek yang dilaksanakan oleh 48 siswa dari SMK Pawyatan Daha 1.

Sebanyak 21 proyek Service AC Gratis dilakukan oleh 43 siswa SMKN 1 Kras. Sementara itu, SMK IT Al-Mubarok melibatkan 25 siswa untuk melaksanakan 25 proyek Pijat Terapis Gratis.

Secara global, MOVE 2025 memberikan hasil yang positif dari 7 sekolah yang berpartisipasi. Sebanyak 300 siswa terjun langsung dalam kegiatan ini dan berhasil menuntaskan 117 proyek pada 513 titik layanan.

Dari Kalimantan Selatan, empat sekolah berkontribusi melalui layanan Perbaikan Instalasi Listrik, yaitu SMKS Tabalong, SMKN 3 Amuntai, SMKN 2 Marabahan, dan SMKN 1 Paringin sebagai inisiator program MOVE.

Sementara itu, dari Kediri, Jawa Timur, tiga sekolah juga menjadi implementor, yakni SMK Pawyatan Daha 1 Kediri dengan Layanan Laundry Gratis, SMKN 1 Kras dengan Layanan Service AC Gratis, serta SMK IT Al-Mubarok dengan layanan Pijat Terapis Gratis.

Capaian ini menunjukkan bahwa program MOVE 2025 berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kompetensi siswa.

Melalui MOVE, para siswa tidak hanya mengasah kompetensi kejuruan, tetapi juga mengembangkan soft skill seperti komunikasi, kerja sama, empati, dan tanggung jawab sosial.

Program ini menanamkan nilai pembelajaran berbasis layanan (service learning) yang menumbuhkan kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Berdasarkan refleksi dari sekitar 62 siswa peserta pada tiga SMK di Kediri, program MOVE memperoleh respon “Sangat Bermanfaat”.

Capaian ini menunjukkan bahwa dari perspektif siswa, pembelajaran yang dikaitkan langsung dengan kebutuhan masyarakat mampu memberikan pengalaman bermakna dan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa.

Program MOVE juga mendapat dukungan penuh dari donatur Sintelnas97, yang secara konsisten membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelayanan masyarakat lintas daerah. Sintelnas97 merupakan komunitas siswa teladan nasional tahun 1997 dan menjadi donatur tetap LC21.

Pelaksanaan MOVE melibatkan kolaborasi aktif antara siswa, guru pembimbing, kepala sekolah, serta pengawas SMK yang memastikan kegiatan berjalan sesuai standar mutu pendidikan vokasi.

Para siswa terjun langsung memberikan layanan, guru berperan dalam pendampingan teknis, kepala sekolah mendukung kebijakan dan koordinasi, sementara pengawas SMK memastikan pelaksanaan program sejalan dengan tujuan pembelajaran. Mereka juga memberikan pesan dan kesan mengenai program MOVE.

Ibu Anik Safitri Budiyati, selaku kepsek SMKN 1 Kras menyampaikan bahwa “MOVE menjadi ruang praktik nyata bagi siswa untuk menerapkan ilmu dan membangun kepercayaan diri melalui layanan service AC gratis.

”Program ini mampu memperkuat citra sekolah, terutama sekolah swasta, sekaligus memberi pengalaman lapangan yang berarti bagi siswa”, tambah Bapak Totok Dwi Purnomo, selaku kepsek SMK Pawyatan Daha 1.

Pandangan serupa datang dari Bapak Rian Dwi Irawan selaku kepsek SMK IT Al-Mubarok yang menilai bahwa MOVE menumbuhkan kepedulian dan keberanian siswa untuk terlibat langsung di masyarakat. Dari sisi keberlanjutan.

Sementara itu, Bapak Lukman Hakim selaku pengawas pembina SMK di Kediri melihat nilai pembelajaran mendalam melalui keterlibatan siswa sejak perencanaan hingga evaluasi menjadikan MOVE sebagai proses yang menumbuhkan semangat dan pengabdian yang tulus.

Dengan semangat dan pergerakan kecil yang dilakukan secara konsisten, maka perubahan yang berarti dapat dihadirkan. MOVE terus menjadi wadah nyata bagi siswa SMK untuk belajar, melayani, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Izuddin Syarif, Suhada, dan Tim MOVE SMKN 1 Paringin–Light Community21 juga menegaskan bahwa keberlanjutan program MOVE merupakan bentuk nyata dari pembelajaran yang mendalam, di mana manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekaligus oleh sekolah pelaksana, terutama para siswa dan guru.(rls/elhami)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama