![]() |
GEBYAR MAULID: Warga Banua Lawas berkumpul untuk mengikuti Gebyar Maulid yang dirangkai dengan tradisi makan batalam - Foto Dok Adaro Indonesia. |
TOPRILIS.COM, KALSEL - Suasana penuh kehangatan terasa di Lapangan 17 Mei, Banua Lawas, Senin (22/9). Warga Banua Lawas berkumpul untuk mengikuti Gebyar Maulid yang dirangkai dengan tradisi makan batalam.
Acara ini digagas oleh Kecamatan Banua Lawas bersama Persatuan Kepala Desa (Perkades) se-Banua Lawas. Tahun ini menjadi kali ketiga tradisi makan batalam diangkat dalam perayaan Maulid Nabi Muhamad SAW.
Makan batalam sendiri sudah turun-temurun dijalankan masyarakat Banua Lawas. Caranya sederhana, tapi penuh makna. Orang-orang duduk lesehan mengelilingi talam, sebuah nampan besar berisi lauk khas, yaitu bebek panggang sambal kacang, disertai sayur, dan berbagai hidangan pendamping.
Semua sajian disiapkan secara gotong royong. Dalam satu talam bisa disantap oleh empat orang, mencerminkan rasa kebersamaan. Tak heran, tradisi ini jadi simbol eratnya ikatan sosial warga Banua Lawas.
Tahun ini, sekitar 600 talam disiapkan oleh panitia.
“Kalau setiap talam diisi empat orang, ada sekitar 2.400 orang yang bisa menikmati bersama,” ujar Bahmi, perwakilan CSR PT Adaro.
Sebagai bentuk selain dukungan, hadir juga unsur pimpinan CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Iwan Ridwa, serta CSR Project & Adm. Section Head, Heriyanto Andilolo yang turut mendukung kegiatan tersebut.
Acara semakin semarak dengan kehadiran pejabat Pemda Tabalong, kepala desa se-Banua Lawas, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan perusahaan. Semuanya melebur jadi satu, duduk sama rendah, makan sama rata.
Camat Banua Lawas, Arianto, menyebut gebyar ini menjadi momen paling ditunggu warga. "Selain memperingati Maulid Nabi, kegiatan ini juga untuk melestarikan makan batalam sebagai warisan budaya tak benda Tabalong,” jelasnya.
Ia menambahkan, banyak nilai yang bisa diambil dari tradisi ini, yaitu kebersamaan, kesetaraan, gotong royong, hingga silaturahmi.
“Semoga identitas Tabalong makin kuat dengan adanya pelestarian tradisi ini,” imbuh Arianto.
Pesan senada juga disampaikan Bupati Tabalong lewat sambutan yang dibacakan Abu Bakar Sidiq, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
"Jadikan peringatan maulid dan tradisi makan batalam sebagai pengingat bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Dengan kebersamaan kita bisa membangun Tabalong yang lebih baik dan religius,” ujarnya.(PT Adaro Indonesia/elh)