AirNav Keluarkan Peringatan Keras Main Layangan di Bandara: Membahayakan Penerbangan

MEMBAHAYAKAN: AirNav Indonesia memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak bermain layang-layang di sekitar bandara. Pasalnya, bila layangan masuk, apalagi menyangkut di mesin pesawat, bisa sangat berbahaya pada penerbangan - Foto Net.

TOPRILIS.COM, JAKARTA - AirNav Indonesia memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak bermain layang-layang di sekitar bandara. Pasalnya, bila layangan masuk, apalagi menyangkut di mesin pesawat, bisa sangat berbahaya pada penerbangan.

AirNav pun memberi contoh adanya layang-layang milik warga, yang tersangkut di badan pesawat Asiana Air. Saat itu, pesawat tersebut akan mendarat di lintasan Bandara Soekarno-Hatta. Terlihat, layangan sudah sobek sebagian.

Karena itu, AirNav Indonesia menyampaikan peringatan keras untuk tidak bermain layang-layang di sekitar bandara, khususnya di area yang menjadi jalur perlintasan lepas landas dan pendaratan pesawat Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Berdasarkan data yang dihimpun, sepanjang 4 hingga 6 Juli 2025, aktivitas penerbangan layang-layang di area Bandara Soekarno-Hatta menyebabkan 21 pesawat batal terbang dan mendarat di bandara tersebut.

"Kami menyayangkan bahwa hari ini masih saja ada masyarakat yang tidak mengindahkan imbauan untuk tidak menerbangkan layang-layang di area sekitar bandara untuk menjaga keselamatan penerbangan," ungkap Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno melalui keterangan resminya, Senin, 7 Juli 2025.

Menurut Avirianto, AirNav Indonesia bahkan sempat mengeluarkan peringatan khusus kepada pilot atau Notice to Airman (Notam) terkait gangguan layangan di area Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Notam bernomor A1912/25 tersebut menegaskan, semua lalu lintas penerbangan dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan akan mengalami keterlambatan.

"Alasan kami menerbitkan Notam adalah karena aktivitas penerbangan layang-layang di final approuch area sangat membahayakan keselamatan pesawat yang mau take off atau landing di Bandara Soekarno-Hatta," kata Avirianto.

Langkah selanjutnya, setelah Notam diterbitkan, Avirianto menambahkan, petugas Air Traffic Controller (ATC) terpaksa mengalihkan pendaratan sebanyak sembilan pesawat ke bandara lain (divert). Kemudian enam pesawat diperintahkan untuk go around alias membatalkan pendaratan dan terbang kembali.

Lalu, lima pesawat diminta untuk melakukan pembatalan prosedur pendekatan (approach), serta satu pesawat diinstruksikan untuk kembali ke bandara asal (return to base).

AirNav Minta Kesadaran Masyarakat soal Bahaya Main Layangan di Bandara

Avirianto memohon maaf kepada seluruh pengguna jasa penerbangan yang terdampak oleh keputusan para pemandu pesawat di menara kontrol Bandara Soekarno-Hatta.

"Alasan petugas kami melakukan itu cuma satu, yaitu karena adanya ancaman keselamatan. Tidak lain. Oleh karenanya, pada kesempatan ini pula kami memohon dengan sangat kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar bandara untuk tidak menerbangkan layang-layang. Karena itu sangat membahayakan dan sangat mengancam keselamatan pesawat dan nyawa para penumpangnya," papar Avirianto.

Di sisi lain, sebagai tindak lanjut untuk mengantisipasi berulangnya kejadian tersebut, AirNav Indonesia melakukan koordinasi secara aktif dengan seluruh pemangku kepentingan.

Antara lain, Otoritas Bandara Wilayah 1, Polres Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura Indonesia, serta pihak lain yang terkait untuk melakukan penanganan melalui Ground Delay Program (GDP) dan Pre-Departure Clearance (PDC).

"Sekali lagi, kami mengajak seluruh masyarakat, demi keselamatan penerbangan, tolong stop main layang-layang dekat bandara. Mari kita ciptakan langit Indonesia yang aman dan bebas hambatan untuk kegiatan penerbangan," pungkas Avirianto.(liputan6.com/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama