Masuk Thailand Wajib Isi Kartu Kedatangan Digital Mulai 1 Mei 2025

KARTU KEDATANGAN DIGITAL: Thailand siap memperkenalkan Kartu Kedatangan Digital (TDAC) pada 1 Mei 2025 - Foto Net. 

TOPRILIS.COM, JAKARTA - Thailand siap memperkenalkan Kartu Kedatangan Digital (TDAC) pada 1 Mei 2025, menggantikan sistem berbasis kertas sebelumnya untuk para pelancong internasional. 

Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah proses kedatangan dan meningkatkan skrining terhadap pelaku kejahatan transnasional. 

Menurut pejabat imigrasi, Mayor Jenderal Polisi Choengron Rimpadee, selaku Kepala Divisi Imigrasi 2 di Bandara Internasional Suvarnabhumi menyatakan, bahwa TDAC akan diterapkan untuk semua kedatangan internasional melalui laut, udara, atau darat. 

Para pelancong diharuskan untuk mengajukan permohonan TDAC setidaknya tiga hari sebelum waktu rencana kedatangan di Thailand. Pengisian aplikasi akan dimulai besok, 28 April, bagi mereka yang berencana tiba pada 1 Mei 2025. 

Kartu digital baru ini menggantikan kartu kertas TM6, yang sebelumnya diperlukan untuk prosedur imigrasi. 

Penggunaan kartu TM6 telah ditangguhkan sejak tahun lalu karena sistem imigrasi mengalami pembaruan yang signifikan, seperti disampaikan Mayjen Pol. Choengron. 

"Sistem baru ini jauh lebih efisien karena kesederhanaan dan kenyamanannya... Format digital kartu kedatangan dapat diakses kapan saja dan di mana saja, tidak seperti sistem sebelumnya di mana kartu didistribusikan oleh staf maskapai atau bandara," ia menjelaskan, dikutip dari The Thaiger, Senin (28/4/2025). 

TDAC terintegrasi dengan database biometrik biro, memungkinkan petugas imigrasi untuk memverifikasi latar belakang kriminal pengunjung internasional. 

Dilaporkan Bangkok Post, konektivitas antara kedua sistem memastikan bahwa informasi tentang akomodasi pengunjung yang dideklarasikan di Thailand secara otomatis diperbarui dalam database biro, menghilangkan kebutuhan untuk entri data manual.(liputan6.com/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama