![]() |
BELAJAR TAMBANG: Sebanyak 20 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong melakukan kunjungan lapangan ke PT Adaro Indonesia - Foto Dok Adaro Indonesia. |
TOPRILIS.COM, KALSEL - Sebanyak 20 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong melakukan kunjungan lapangan ke PT Adaro Indonesia, Kamis (28/11). Salah satu peserta yang turut serta dalam perjalanan ini adalah Lisa Febri Hardianty, seorang mahasiswi jurusan Administrasi Bisnis sangat antusias dengan kesempatan ini.
Bagi Lisa, kunjungan ini adalah peluang emas untuk mempelajari lebih dalam tentang konsep-konsep yang ia pelajari di bangku kuliah, seperti manajemen operasi bisnis dan etika bisnis dalam dunia tambang.
Bayangannya berbeda saat masuk ke tambang. Sebelumnya, ia membayangkan kawasan tambang itu hanya berupa tanah gersang yang panas.
“Ternyata, ketika sampai di area kantor Adaro, banyak pohon dan suasana terasa adem,” ujar Lisa.
Kunjungan diawali dengan tur ke PIT Wara, area tambang milik Adaro, yang memperlihatkan bagaimana penambangan batubara. Lisa dan rekan-rekannya diperkenalkan dengan proses penambangan yang memperhatikan aspek keberlanjutan, mulai dari reklamasi tanah bekas tambang hingga pengelolaan limbah.
“Di sini, saya melihat bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada eksplorasi dan produksi, tetapi juga pada pengelolaan lingkungan dan keberlanjutan," tambahnya.
Irvan Syarif, perwakilan dari PT Adaro Indonesia yang mendampingi mahasiswa selama kunjungan, menjelaskan bahwa manajemen operasi bisnis di Adaro berfokus pada pengelolaan operasional tambang yang efisien dan berkelanjutan.
“Manajemen operasi bisnis kami lebih kepada operasional penambangan yang memastikan proses berjalan dengan baik dan tidak merusak lingkungan. Etika bisnis kami juga mencakup studi kelayakan teknis, ekonomis, serta dampak sosial dan lingkungan yang perlu diperhatikan,” jelas Irvan saat menjawab pertanyaan yang diajukan Lisa.
Salah satu bagian yang paling berkesan bagi Lisa adalah kunjungan ke area Nursery, tempat pembibitan tanaman yang akan ditanam kembali di area reklamasi.
"Di Nursery, kami belajar tentang cara pembibitan tanaman yang nantinya akan ditanam di area bekas tambang,” ungkap Lisa.
Selain itu, mahasiswa lainnya, Althof Fadhiel, juga mencatat bahwa mereka belajar banyak tentang cara perusahaan melakukan eksplorasi sebelum memulai penambangan, serta bagaimana reklamasi dilakukan setelah tambang beroperasi.
“Saya belajar bahwa apa yang dilakukan Adaro untuk mengembalikan tanah bekas tambang, dengan ditanami dan dikelola lagi, sampai akhirnya bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat,” ujar Althof.(Adaro/elh)