![]() |
TINGKATKAN LITERASI: Siswa SMP Negeri 2 Lampihong saat menjalankan program inovasi Abracadabra - Foto Istimewa. |
TOPRILIS.COM, KALSEL - Berdasarkan rapor pendidikan tahun 2024 yang merupakan kinerja sekolah pada tahun 2023, capaian literasi di SMP Negeri 2 Lampihong adalah 72,41%.
Di mana capaian tersebut mengalami penurunan yang cukup siginifikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 21,71%.
Salah satu guru SMP Negeri 2 Lampihong, Hartati, S.Si, Senin, 7 Oktober 2024 mengatakan, dari hasil analisa rapor pendidikan salah satu indikator yang menonjol adalah pada kemampuan murid yang rendah dalam menemukan dan mengambil informasi eksplisit dari teks yang dibaca, serta kesulitan dalam membuat interpretasi sederhana.
Menurutnya, rendahnya kemampuan ini menunjukkan bahwa pemahaman bacaan masih belum optimal, yang berdampak langsung terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.
"Selama ini, kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Lampihong hanya dilaksanakan secara rutin dalam bentuk membaca buku di perpustakaan setiap hari Selasa pagi secara massal," ungkapnya.
Meskipun lanjutnya, kegiatan ini memiliki nilai positif dalam membiasakan murid membaca, namun pendekatannya yang cenderung pasif dan kurang variatif belum mampu secara efektif meningkatkan kemampuan literasi secara menyeluruh.
Dalam kegiatan tersebut murid hanya diarahkan untuk membaca tanpa adanya tindak lanjut yang mendorong mereka untuk memahami, mengolah, atau menyampaikan kembali isi bacaan.
Akibatnya, banyak murid belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit dari teks, serta kesulitan dalam membuat interpretasi sederhana.
"Keterbatasan aktivitas literasi ini turut berkontribusi terhadap rendahnya capaian literasi sekolah di tahun 2023," ujarnya.
Ia mengungkapkan, kurangnya pembiasaan dalam mengomunikasikan hasil bacaan juga berdampak pada lemahnya kemampuan berbicara di depan umum.
Murid cenderung pasif dan kurang percaya diri ketika diminta untuk menyampaikan pendapat, presentasi, atau berbicara dalam forum-forum pembelajaran maupun kegiatan sekolah.
"Padahal, berbicara di depan umum bukan hanya melatih keberanian dan kepercayaan diri, tetapi juga menjadi cara efektif untuk menguji pemahaman terhadap teks, merangkai ide, dan membangun kemampuan berpikir kritis," katanya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi dalam kegiatan literasi yang tidak hanya berfokus pada kegiatan membaca, tetapi juga melibatkan murid dalam aktivitas berbicara.
Sebagai bentuk respon terhadap berbagai permasalahan tersebut, SMP Negeri 2 Lampihong merancang dan melaksanakan program inovatif yang diberi nama Abracadabra (Aku Berani dan Percaya Diri dalam Berbicara).
"Program ini merupakan kegiatan literasi terpadu yang menekankan pada keterampilan menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca oleh murid," sebutnya yang juga merupakan inisiator inovasi tersebut.
Melalui kegiatan ini, murid tidak hanya dilatih untuk memahami dan menangkap informasi penting dari teks, tetapi juga didorong untuk menyusun ulang isi bacaan dalam bahasa mereka sendiri dan menyampaikannya secara lisan di depan teman-teman.
Melalui program Abracadabra ini juga sekolah berharap dapat mengembangkan dua aspek penting sekaligus, yaitu peningkatan kemampuan literasi dan keterampilan berbicara di depan umum.
"Kini murid sudah terbiasa menyampaikan kembali isi bacaannya, mulai terlatih dalam berpikir runtut, memperluas kosakata, dan membangun pemahaman yang lebih mendalam terhadap teks," ungkapnya.
Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi media yang efektif untuk melatih keberanian, membangun rasa percaya diri, serta menumbuhkan kemampuan komunikasi yang sangat dibutuhkan di era digital saat ini.
"Alhamdulillah berkat inovasi ini meningkat capaian literasi SMP Negeri 2 Lampihong tahun 2024 yang termuat pada rapor pendidikan tahun 2025 menjadi 95,24%, bahkan kini murid SMP Negeri 2 Lampihong lebih cenderung berani dan percaya diri ketika berbicara di depan umum," tutupnya.(rls/elhami)
Tags
INOVDA BALANGAN