ARR-Cell

Banjir Bandang-Longsor Terjang Sumbar, 30 Orang Tewas Kerugian Capai 226 Miliar

BANJIR BANDANG: Bencana alam banjir bandang yang melanda di di 12 kabupaten dan kota di Sumatera Barat - Foto Net.

TOPRILIS.COM, PADANG - Bencana alam banjir bandang yang melanda di di 12 kabupaten dan kota di Sumatera Barat pada Kamis (7/3/2023) dipastikan 30 orang meninggal dunia dari jumlah tersebut enam orang masih dalam pencarian dan kerugian mencapai Rp 236 miliar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto mengatakan bencana yang melanda sumbar ini cukup masif ada 12 daerah yang terkena banjir, lima diantaranya status darurat , Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat (Pasbar) dan Padang Pariaman.


“Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman meninggal dunia. Saat ini masih mencari enam hari,” katanya saat berkunjung ke Pesisir Selatan, Senin (11/3/2024).


Lanjut Suharyanto, enam orang yang dicari ini tergolong susah, namun tim akan terus mencari sesuai dengan protokol. “Kita akan mencari selama tujuh hari, pencarian cukup susah karena tertimbun longsor kemudian disertai banjir. Jika hari itu sudah lewat kita akan bernegosiasi dengan keluarga korban,” terangnya.

Sementara Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya intensitas hujan yang cukup tinggi dengan durasi lebih dari 12 jam. “Pemprov Sumbar menaksir kerugian sementara mencapai Rp226 miliar lebih,” katanya.

Saat ini bantuan sudah diberikan dan dapur umum sudah didirikan untuk korban banjir. Mahyeldi juga mengatakan selain penyebab bencana ini akibat curah hujan tinggi didukung penggundulan hutan. “Dari hasil pendataan di lapangan, kami menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya,” tuturnya.

Bencana hidrometeorologi terjadi akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memperhatikan tata ruang wilayah.(okezone.com/elh)

Muhammad Elhami

“sesobek catatan di antara perjalanan meraih yang kekal dan memaknai kesementaraan; semacam solilokui untuk saling mengingatkan, saling menguatkan, berbagi keresahan dan kegetiran, keindahan dan kebahagiaan, agar hidup menjadi cukup berharga untuk tidak begitu saja dilewatkan”

Lebih baru Lebih lama