![]() |
TERAPKAN BISA QU: SMPN 4 Paringin jalankan program Bisa Qu untuk menumbuhkan aspek spiritual dan kebiasaan membaca - Foto Dok SMPN 4 Paringin. |
TOPRILIS.COM, KALSEL - SMPN 4 Paringin sebagai salah satu lembaga pendidikan di Kabupaten Balangan berkomitmen untuk mencetak generasi yang cerdas, kritis dan berkarakter.
Namun dalam beberapa tahun terakhir pasca covid, sekolah menghadapi tantangan serius dalam meningkatkan budaya literasi di kalangan peserta didik.
Salah satu guru, Murjiah. S.Pd.I.,M.Pd, Senin 29 Januari 2024 mengungkapkan, berdasarkan hasil observasi internal dan evaluasi akademik, terlihat minat baca siswa masih tergolong sedang.
"Banyak siswa yang masih belum terbiasa membaca buku di luar materi pelajaran dan masih mengandalkan ringksan instan dibandingkan memahami isi bacaan secara menyeluruh," ujarnya.
Rendahnya budaya literasi ini berdampak pada kemampuan berpikir kritis, kemampuan menulis, dan pemahaman bacaan siswa. Hal ini juga memengaruhi capaian hasil belajar, terutama dalam mata pelajaran yang memerlukan analisis dan pemahaman teks, seperti Bahasa Indonesia, IPS, dan PPKn.
"Menyadari pentingnya literasi sebagai fondasi pendidikan abad 21, SMPN 4 Paringin memandang perlu adanya upaya yang lebih terarah dan berkelanjutan dalam membangun budaya literasi," katanya.
Hal ini mencakup peningkatan fasilitas, penguatan peran guru, keterlibatan orang tua, serta pengembangan program literasi yang kreatif dan kontekstual sesuai dengan karakteristik siswa di lingkungan sekolah.
Disamping itu pula untuk membangun karakter spritual dan literasi melalui istighfar, shalawat dan membaca Al-Qur’an, Al-Kitab serta Buku.
Menurutnya, pendidikan karakter adalah bagian penting dalam dunia pendidikan. Selain kecerdasan intelektual, peserta didik juga perlu dibekali dengan kecerdasan spiritual dan emosional.
Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, siswa sering dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dapat mengurangi spiritualitas dan literasi.
"Oleh karena itu, SMPN 4 Paringin menghadirkan inovasi Bisa Qu (Berkah Istighfar Shalawat Baca Buku Al-Kitab dan Al-Qur’an) yang menggabungkan aspek spiritual dan kebiasaan membaca," sebutnya.
Ia menjelaskan, istighfar, shalawat, membaca Al-Qur'an, Al-kitab, dan buku bukan hanya amalan ibadah, tetapi juga berperan dalam memperbaiki sikap, meningkatkan konsentrasi, serta menumbuhkan minat belajar.
Ia menegaskan, inovasi ini menjawab kekhawatiran para orang tua karena menurunnya nilai spiritual dan karakter di kalangan generasi muda.
Peserta didik semakin terpapar pengaruh negatif dari media sosial dan budaya populer, mengakibatkan rendahnya minat terhadap ibadah dan pengembangan karakter positif.
Banyak sekolah hanya fokus pada prestasi akademik tanpa memberi perhatian memadai pada pembinaan karakter dan spiritualitas.
"Inovasi Bisa Qu memiliki keunggulan yang signifikan dalam mengatasi pembiasaan literasi terhadap siswa dan siswi yang cenderung kurang berminat dalam membaca dan melafalkan surah-surah pendek bagi yang muslim dan membaca kitab bagi yang non muslim," jelasnya.
Ia menyebutkan keunggulan utama inovasi ini berupa penguatan karakter siswa berbasis spiritualitas, peningkatan literasi religius dan umum, mendorong toleransi dan moderasi beragama, keseimbangan aspek kognitif dan afektif, meningkatkan iklim sekolah yang religius dan literatif, serta sederhana tapi berdampak luas.
"Program sekolah Bisa Qu ini juga merupakan bentuk upaya kami dalam menghilangkan mindset yang ada di masyarakat bahwa sekolah umum seperti SMP itu sangat kurang religius atau sangat kurang kegiatan keagamaannya," tegasnya
Oleh karena itulah di setiap paginya sebelum pembelajaran di dalam kelas dimulai kami ajak siswa-siswi beserta seluruh warga sekolah untuk melakukan pembiasaan baik yakni muraja’ah surah-surah pendek, beristghfar dan bershalawat bagi yang muslim, sedangkan untuk yang non muslim mereka melakukan pembacaan kitab masing-masing sesuai agama yang mereka anut.
Dan setelah itu bersama-sama berdo’a dilanjutkan dengan literasi membaca buku kesukaan meraka masing-masing.
"Adanya inovasi ini banyak mengalami perubahan karena siswa kini memiliki karakter positif. Lulusan SMPN 4 Paringin telah membuktikan tidak ada lagi siswa yang tidak bisa membaca serta lulusannya tidak ada lagi yang tidak bisa mengaji. Bahkan mereka para siswa yang lulusan SMPN 4 Paringin telah mampu menghafalkan surah-surah pendek dari surah Ad-Dhuha sampai dengan Surah An-Nass dan bahkan ada yang lebih dari surah-surah tersebut," tutupnya.(rls/elhami)
Tags
INOVDA BALANGAN