ARR-Cell

Ini Yang Sudah Dilakukan BI Kalsel di Tahun 2022 Untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Jaga Inflasi

 

DISKUSI: Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalsel Imam Subarkah - Foto Dok

TOPRILIS.COM, KALSEL- Selama tahun 2022 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel terus melakukan sejumlah terobosan dalam mendorong bangkitnya ekonomi Kalsel setelah terdampak negatif selama 2 tahun terakhir akibat Pandemi Covid-19.

“Kita sudah melakukan sejumlah terobosan selama tahun 2022 ini untuk membangkitkan lagi ekonomi Kalsel, salah satunya dengan memperkuat peran dalam memberikan advisory untuk pengembangan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, antara lain melalui penyelenggaraan Seminar Internasional Strategi Pembangunan Hijau untuk Kalimantan Baru yang sejalan dengan arahan Presiden terkait strategi besar ekonomi Indonesia melalui hilirisasi dan ekonomi hijau,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalsel Imam Subarkah disela kegiatan Bincang Bareng Media dengan tema “Diseminasi perkembangan ekonomi terkini dan arah kebijakan Bank Indonesia”, Rabu (7/12/2022) yang digelar di Hotel Fugo Duta Mall Banjarmasin.


Lalu langkah lainnya yang dilakukan adalah mendorong peningkatan kapasitas, perluasan akses pasar, promosi perdagangan dan investasi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal ini penting untuk menjadikan UMKM naik kelas, baik di nasional maupun internasional.

“Untuk UMKM kita sudah berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel dengan menyelenggarakan Pagelaran UMKM Karya Kreatif Banua, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (PAMOR) Borneo 2022 di Jakarta dan Jepang. GBBI diikuti oleh lebih dari 600 UMKM peserta expo dengan nilai transaksi lebih dari Rp600 juta baik secara offline maupun online. Sementara itu nilai transaksi yang dihasilkan dari kegiatan Pamor Borneo baik di Jakarta dan Jepang mencapai Rp8,14 miliar,” jelasnya.

Kemudian untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah di Kalsel, pihaknya juga sudah menggelar kegiatan “Festival Ekonomi Syariah Banua 2022” sebagai bagian dari Semarak Road to Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2022 dan melaksanakan pendampingan sertifikasi Halal kepada UMKM.

“Melalui berbagai hal yang sudah kita lakukan tadi, pada triwulan III 2022 perekonomian Kalsel terus melanjutkan pertumbuhan positif di tengah perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik. Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan III 2022 yang tumbuh 5,59% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,81% (yoy),” katanya.

Kinerja ekonomi yang tetap kuat tersebut juga ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan domestik dan tetap tingginya kinerja ekspor. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertambangan, LU Pertanian, LU Industri Pengolahan, dan LU Konstruksi. Kemudian dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi Rumah Tangga, konsumsi Pemerintah, dan Investasi. 

“Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai,” ingatnya.

Untuk itulah pihaknya sendiri terkait masalah inflasi ini, bersinergi dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya menjaga kestabilan harga dengan menerapkan Strategi 4K,  yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi yang Efektif.

Lalu untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga pangan dan energi dunia, pihaknya bersama dengan TPID se-Kalsel menyatukan gerak langkah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya melalui program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Berbagai inisiatif yang dilakukan dalam payung GNPIP, antara lain Pasar Murah, Gerakan Menanam Cabai, Pengembangan Klaster Pangan, dan Optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan, telah memberikan hasil positif, terutama dalam mengantisipasi dampak dari penyesuaian harga BBM pada Triwulan III 2022.

“Walau kita sudah melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi tadi, peningkatan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat membawa konsekuensi terhadap inflasi. Inflasi Kalsel pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dan berada di atas rentang target 3% ± 1%. Namun walau lebih tinggi boleh kita katakan masih terkendali,” tukasnya.(Rls/Ar)

Lebih baru Lebih lama