![]() |
| KONFRENSI PERS: Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira saat memberikan keterangan pers secara daring melalui Aplikasi Zoom - Foto Dok |
TOPRILIS.COM, BANJARBARU- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel tidak main-main dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang ada di Banua. Salah satunya adalah dengan berencana melakukan Tes Swab masif pada 10.000 orang yang diduga merupakan kontak erat dari pasien yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.
Untuk dapat mensukseskan program ini Pemprov Kalsel memulainya dengan melakukan tracing dan testing masif selama dua minggu ini di wilayah perkantoran dinas yang berada dibawah naungan Pemprov Kalsel, yang meliputi Kantor Bappeda, Biro Umum, Inspektorat, Biro Administrasi Pimpinan hingga Satpol PP.
Saat ini tim akan mencari kontak-kontak erat dari orang yang positif baik bergejala maupun tidak bergejala di wilayah perkantoran Pemprov Kalsel. Bahkan direncanakan Tes Swab masif ini juga akan diagendakan pada seluruh instansi yang ada dibawah naungan Pemprov Kalsel.
Hal ini sendiri dilakukan mengingat jika melihat hasil kurva kasus Covid-19 di Provinsi Kalsel masih belum terindikasi melandai. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai R0 yang masih di atas satu yang mengindikasikan potensi penularan masih tinggi.
Ada pun untuk Kabupaten dan kota dengan laju insidensi tinggi di Provinsi Kalsel diantaranya adalah Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Balangan. Sedangkan Kabupaten Kotabaru yang paling rendah diantara daerah lainnya di Provinsi Kalsel.
“Data kasus Covid-19 di Provinsi Kalsel hari ini menunjukkan terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 54 kasus yang berasal dari 6 Kabupaten dan Kota, sehingga jumlah total kasus terkonfirmasi positif yang di rawat pada hari ini sebesar 2.381. Kasus positif baru ini 88 persen merupakan hasil dari tracing kontak dan sebagian besar asimptomatik atau tidak memiliki gejala,” tambahnya.
Melihat kenyataan kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi dilapangan, selain Pemprov Kalsel terus melakukan Tes Swab masif, pihaknya juga menghimbau agar masyarakat dapat terus menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19 itu sangat penting dalam upaya menekan laju insiden yang masih sangat tinggi terutama di wilayah-wilayah perkotaan di Kalsel,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira dalam kesempatan ini juga memberikan penjelasan terkait isu yang beredar mengenai kluster perkantoran yang sempat membuat resah sebagian masyarakat.
Dirinya mengakui adanya Tes Swab masif di Kantor Bappeda pada tanggal 30 Juli 2020 kepada 120 orang karyawannya baik pejabat maupun staf dan pegawai honorer. Dari 120 yang di swab ini terdapat 28 karyawan yang positif, yang kemudian 25 orang diantaranya dilakukan karantina di Badan Diklat Provinsi Kalsel dan 3 orang lainnya diisolasi di Rumah Sakt Ulin Banjarmasin karena memiliki penyakit bawaan yang berisiko.
“Sebelum dilakukannya Tes Swab masif ini di Bappeda memang terdapat 3 pegawai yang terkonfirmasi positif dan 1 diantaranya meninggal dunia, yaitu Sekretaris Bappeda Hadi Purwanto. Seluruh kontak erat dari kasus positif ini kemudian juga dilakukan tes pada tanggal 1 Agustus 2020 dan terindentifikasi 1 tambahan kasus dari karyawan Bappeda dan 7 kasus dari kontak erat,” tukasnya.(rilis/ar)
Untuk dapat mensukseskan program ini Pemprov Kalsel memulainya dengan melakukan tracing dan testing masif selama dua minggu ini di wilayah perkantoran dinas yang berada dibawah naungan Pemprov Kalsel, yang meliputi Kantor Bappeda, Biro Umum, Inspektorat, Biro Administrasi Pimpinan hingga Satpol PP.
“Langkah ini merupakan bagian dari sub launching upaya Pemprov Kalsel untuk melakukan Tes Swab masif kepada 10.000 orang tadi,” ungkap Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalsel M Muslim dalam Jumpa Pers Virtual yang diadakan Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel, Rabu (5/8/2020) via Aplikasi Zoom.
Saat ini tim akan mencari kontak-kontak erat dari orang yang positif baik bergejala maupun tidak bergejala di wilayah perkantoran Pemprov Kalsel. Bahkan direncanakan Tes Swab masif ini juga akan diagendakan pada seluruh instansi yang ada dibawah naungan Pemprov Kalsel.
Hal ini sendiri dilakukan mengingat jika melihat hasil kurva kasus Covid-19 di Provinsi Kalsel masih belum terindikasi melandai. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai R0 yang masih di atas satu yang mengindikasikan potensi penularan masih tinggi.
Ada pun untuk Kabupaten dan kota dengan laju insidensi tinggi di Provinsi Kalsel diantaranya adalah Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Balangan. Sedangkan Kabupaten Kotabaru yang paling rendah diantara daerah lainnya di Provinsi Kalsel.
“Data kasus Covid-19 di Provinsi Kalsel hari ini menunjukkan terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 54 kasus yang berasal dari 6 Kabupaten dan Kota, sehingga jumlah total kasus terkonfirmasi positif yang di rawat pada hari ini sebesar 2.381. Kasus positif baru ini 88 persen merupakan hasil dari tracing kontak dan sebagian besar asimptomatik atau tidak memiliki gejala,” tambahnya.
Melihat kenyataan kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi dilapangan, selain Pemprov Kalsel terus melakukan Tes Swab masif, pihaknya juga menghimbau agar masyarakat dapat terus menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Kepatuhan terhadap protokol kesehatan Covid-19 itu sangat penting dalam upaya menekan laju insiden yang masih sangat tinggi terutama di wilayah-wilayah perkotaan di Kalsel,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira dalam kesempatan ini juga memberikan penjelasan terkait isu yang beredar mengenai kluster perkantoran yang sempat membuat resah sebagian masyarakat.
Dirinya mengakui adanya Tes Swab masif di Kantor Bappeda pada tanggal 30 Juli 2020 kepada 120 orang karyawannya baik pejabat maupun staf dan pegawai honorer. Dari 120 yang di swab ini terdapat 28 karyawan yang positif, yang kemudian 25 orang diantaranya dilakukan karantina di Badan Diklat Provinsi Kalsel dan 3 orang lainnya diisolasi di Rumah Sakt Ulin Banjarmasin karena memiliki penyakit bawaan yang berisiko.
“Sebelum dilakukannya Tes Swab masif ini di Bappeda memang terdapat 3 pegawai yang terkonfirmasi positif dan 1 diantaranya meninggal dunia, yaitu Sekretaris Bappeda Hadi Purwanto. Seluruh kontak erat dari kasus positif ini kemudian juga dilakukan tes pada tanggal 1 Agustus 2020 dan terindentifikasi 1 tambahan kasus dari karyawan Bappeda dan 7 kasus dari kontak erat,” tukasnya.(rilis/ar)
